6 Jan 2015

Suasana Ketika Pesawat AirAsia QZ8501 Masuk Awan Cumulonimbus

AirAsia QZ8501 Masuk Awan Cumulonimbus

Suasana Ketika Pesawat AirAsia QZ8501 Masuk Awan Cumulonimbus

Pesawat Airbus A320-200 AirAsia QZ8501 lenyap dari radar Air Traffic Control (ATC) Bandara Internasional Soekarno-Hatta pada pukul 06.17 WIB.

Analisis berkembang kuat ke arah faktor alam yang dahsyat dan tiba-tiba merupakan penyebab kecelakaan tragis itu. Namun kemungkinan lain, seperti human error dan technical failure tidak bisa diabaikan. Terkait faktor alam, Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) menyatakan di wilayah penerbangan QZ 8501 pada Minggu (28/12/2014) pagi itu terdapat awan Cumulonimbus (CB).

Awan CB ini dalam fase matang, yakni bergerak ke atas dan ke bawah. Ketebalannya mencapai ketinggian 48 ribu kaki. Lantas apakah awan ini yang kemudian bisa mencelakakan pesawat modern Airbus yang dilengkapi peranti-peranti canggih itu? Apa dan seperti apa awan CB yang konon amat ditakuti para penerbang? Awan Cumulonimbus adalah awan yang terbentuk vertikal menjulang yang sangat tinggi, padat, dan terlibat dalam badai petir dan cuaca dingin lainnya.

Cumulonimbus berasal dari bahasa Latin, "cumulus" berarti terakumulasi dan "nimbus" berarti hujan. Awan ini terbentuk sebagai hasil dari ketidakstabilan atmosfer. Awan-awan ini dapat terbentuk sendiri, secara berkelompok, atau di sepanjang front dingin di garis squall.

Awan ini menciptakan petir melalui jantung awan. Awan cumulonimbus terbentuk dari awan kumulus dan dapat terbentuk lagi menjadi supersel, sebuah badai petir besar dengan keunikan tersendiri.

Ditakuti para penerbang karena awan ini bisa membuat mesin dan sayap pesawat dipenuhi es. Cumulonimbus juga terdiri tetes-tetes air pada bagian bawah awan dan tetes-tetes salju atau kristal-kristal es pada bagian atas awan.

Terdapat updraft dan downdraft sehingga memungkinkan terjadi sirkulasi. Gesekan partikel awan di dalamnya dapat menimbulkan muatan listrik. Awan ini merupakan satu-satunya awan yang dapat menghasilkan muatan listrik tornado.

Fenomena alam yang kerap terjadi akibat alam cumulonimbus antara lain timbulnya kilat (lightning) dan guntur (thundestorm), hujan lebat, angin kencang, bahkan bisa menimbulkan hujan es.

Sumber : tribunnews.com


Tidak ada komentar:

Posting Komentar